Sunday, December 22, 2013

Agar Beruntung

Wiseman merekrut sekelompok orang yang merasa hidupnya selalu untung, dan sekelompok lain yang hidupnya selalu sial. Memang kesannya seperti main-main, bagaimana mungkin keberuntungan bisa diteliti. Namun ternyata memang orang yang beruntung bertindak berbeda dengan mereka yang sial.
Dalam salah satu sesi The Luck Project ini, Wiseman memberikan tugas untuk menghitung berapa jumlah foto dalam koran yang dibagikan kepada 2 kelompok tadi. Orang-orang dari kelompok sial memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk menyelesaikan tugas ini. Sementara mereka dari kelompok si Untung hanya perlu beberapa detik saja! Lho kok bisa?
Ya, karena sebelumnya pada halaman ke-2, Wiseman telah meletakkan tulisan yang tidak kecil berbunyi "Berhenti menghitung sekarang! ada 43 gambar di koran ini". Kelompol sial melewatkan tulisan ini ketika asyik menghitung gambar.
Bahkan, lebih iseng lagi, di tengah-tengah koran, Wiseman menaruh pesan lain yang bunyinya: "Berhenti menghitung sekarang dan beritahu ke peneliti Anda menemukan ini, dan menangkan $250!". Lagi-lagi kelompok sial melewatkan pesan tadi! Memang benar-benar sial.
Singkatnya, dari penelitian yang diklaimnya "scientific" ini, Wiseman menemukan 4 faktor yang membedakan mereka yang beruntung dari yang sial:

1. Sikap terhadap peluang Orang beruntung ternyata memang lebih terbuka terhadap peluang. Mereka lebih peka terhadap adanya peluang, pandai menciptakan peluang, dan bertindak ketika peluang datang.
Ternyata orang-orang yang beruntung memiliki sikap yang lebih rileks dan terbuka terhadap pengalaman- pengalaman baru. Mereka lebih terbuka terhadap interaksi dengan orang-orang yang baru dikenal, dan menciptakan jaringan-jaringan sosial baru. Orang yang sial lebih tegang sehingga tertutup terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.

Sebagai contoh, ketika Barnett Helzberg seorang pemilik toko permata di New York hendak menjual toko permatanya, tanpa disengaja sewaktu berjalan di depan Plaza Hotel, dia mendengar seorang wanita memanggil pria di sebelahnya: "Mr. Buffet!" Hanya kejadian sekilas yang mungkin akan dilewatkan kebanyakan orang yang kurang beruntung. Tapi Helzber berpikir lain, ia berpikir jika pria di sebelahnya ternyata adalah Warren Buffet, salah seorang investor terbesar di Amerika, maka dia berpeluang menawarkan jaringan toko permatanya.
Maka Helzberg segera menyapa pria di sebelahnya, dan betul ternyata dia adalah Warren Buffet. Perkenalan pun terjadi dan Helzberg yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal Warren Buffet, berhasil menawarkan bisnisnya secara langsung kepada Buffet, face to face. Setahun kemudian, Buffet setuju membeli jaringan toko permata milik Helzberg. Betul-betul beruntung.

2. Menggunakan intuisi dalam membuat keputusan Orang yang beruntung ternyata lebih mengandalkan intuisi daripada logika. Keputusan-keputusan penting yang dilakukan oleh orang beruntung ternyata sebagian besar dilakukan atas dasar bisikan "hati nurani" (intuisi) daripada hasil otak-atik angka yang canggih.
Angka-angka akan sangat membantu, tapi final decision umumnya dari "gut feeling". Yang barangkali sulit bagi orang yang sial adalah, bisikan hati nurani tadi akan sulit kita dengar jika otak kita pusing dengan penalaran yang tak berkesudahan.
Makanya orang beruntung umumnya memiliki metoda untuk mempertajam intuisi mereka, misalnya melalui meditasi yang teratur. Pada kondisi mental yang tenang, dan pikiran yang jernih, intuisi akan lebih mudah diakses. Dan makin sering digunakan, intuisi kita juga akan semakin tajam.

3. Selalu berharap kebaikan akan datang Orang yang beruntung ternyata selalu ge-er terhadap kehidupan. Selalu berprasangka baik bahwa kebaikan akan datang kepadanya. Dengan sikap mental yang demikian, mereka lebih tahan terhadap ujian yang menimpa mereka, dan akan lebih positif dalam berinteraksi dengan orang lain.
Coba saja lakukan tes sendiri secara sederhana. Tanya orang sukses yang kamu kenal, bagaimana prospek bisnis ke depan. Pasti mereka akan menceritakan optimisme dan harapan.

4. Mengubah hal yang buruk menjadi baik Orang-orang beruntung sangat pandai menghadapi situasi buruk dan merubahnya menjadi kebaikan. Bagi mereka, setiap situasi selalu ada sisi baiknya.
Dalam salah satu tesnya Prof Wiseman meminta para relawan untuk membayangkan sedang pergi ke bank, dan tiba-tiba bank tersebut diserbu kawanan perampok bersenjata.
Reaksi orang dari kelompok sial umunya adalah: "Wah sial bener ada di tengah-tengah perampokan begitu". Sementara reaksi orang beruntung, misalnya adalah: "Untung saya ada di sana, saya bisa menuliskan pengalaman saya untuk media dan dapat duit".
Apapun situasinya, orang yang beruntung pokoknya untung terus. Mereka dengan cepat mampu beradaptasi dengan situasi buruk dan merubahnya menjadi keberuntungan.
=====
Sekarang, bagaimana kita menyikapi kesimpulan Richard Wiseman? 4 faktor di atas adalah kunci untuk mendapatkan keberuntungan. Intinya adalah: memiliki rasa syukur dan selalu berpikir positif.
Dengan terus memupuk rasa syukur dan berpikir positif, hati kita menjadi 'ringan' dan hasilnya: memancarkan aura positif yang mendatangkan banyak kebaikan bagi kita.
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung...

Wednesday, November 20, 2013

Energi Kuantum



"Inna Allaha ma'alladzinat taqau, waladzina hum muhsinun"
Sesungguhnya Allah selalu menolong / membantu orang-orang yang taqwa, dan orang-orang yang benar-benar berbuat baik.
( QS. An-Nahl : 128 )
 Prakata :
Siapakah Kita ?, Darimanakah Kita Berasal ? Adakah yang Menciptakan Kita ? Apakah Tujuan Menciptakan Kita ?, Apa Tugas Kita di Dunia ini dan Bagaimana melaksanakannya dengan sebaik-baiknya ?.......
Bagaimana Cara Kerja Tubuh Kita ?, Otak Kita ?, Bagaimana Kita Hidup ?, dan Bagaimana Setelah Kita Mati ? Apa yang akan Terjadi
?......
Bagaimana dengan Bumi Tempat Kita menjalani kehidupan ini ?, Berapa jauhnya Bintang Kemintang ?, Seberapa Luasnya Alam Semesta ini ?.....
Adakah Sesuatu ( Alam ) lagi diluar Alam Semesta ini ?.....
 Kehidupan :
Siapakah yang Menghidupkan Kita dan mengapa akhirnya setiap orang harus mati ?, Bisakah manusia hidup selamanya ?......
Apakah yang disebut roh itu ?, dan bagaimana dengan jasad / tubuh manusia ?, Benarkah Ruh menempat di tubuh Manusia ?, Adakah yang tahu dimana Ruh itu menempat di tubuh manusia ?, dan bagaimana prosesnya Ruh keluar dan lepas dari tubuh manusia ?.....
Apakah Ruh bisa berfikir ?, Bagaimana dengan Fikiran Manusia setelah orang itu Mati ?......
Apakah kehidupan itu ?......
 Paradigma :
Apa saja-kah kemungkinannya perjalanan kehidupan dimuka Bumi ini ? Mengapa ada yang berhasil dan ada yang gagal ?, Ada yang Sukses melaju pesat dan ada yang tersingkir terlunta-lunta ?, Mengapa ada orang yang baik dan ada orang
Enerji Kuantum berdasar kepada Teknologi Al Quranfile:///D:/E-Book/Pendidikan + Motivasi/Enerji Kuantum berdasar kep...
1 dari 725/09/2013 11:11
yang Jahat ?.....
 Adakah suatu kemungkinan yang diluar nalar pemikiran Kita akan tetapi berguna dan bermanfaat bagi kehidupan setiap Manusia ?.....
Adakah yang bisa memberikan pengetahuan itu kepada Kita ?.....
 Energi Kuantum :
Coba Kita tutup mata kita dan membayangkan seseorang yang kita cintai, dan terbayanglah wajahnya di pelupuk mata Kita, seakan ada dihadapan Kita orang yang sangat kita sayangi itu !.....
Bilamana saat ini Kita sedang diluar rumah, dan Kita tutup mata Kita dan membayangkan situasi Kamar tidur KIta, situasi rumah, mengapa terbayang seakan Kita sedang didalam rumah ?.....
Otak Kita saat itu menganggap itu semua sebagai suatu realita ( kenyataan ), Siapa yang bisa menjelaskan phenomena ini ? dan bagaimana cara kerjanya dan mengendalikannya hingga menjadi bermanfaat ?......
Terfikirkah oleh Kita akan keberhasilan-keberhasilan yang bisa diperoleh bila menguasai teknologi ini ?....
 Bumi :
Dijaman dahulu Kita menganggap bahwa Bumi ini datar ibarat meja, sehingga ada yang disebut ujung dunia, akan tetapi dengan perkembangan teknologi, diketahui bahwa Bumi kita berbentuk bulat seperti bola.
Mungkinkah masih banyak lagi yang belum Kita ketahui mengenai Bumi...
Mungkinkan masih banyak mistery yang tersembunyi di Bumi ini dan belum Kita diketahui karena pengetahuan atau teknologi saat ini belum bisa menjangkaunya ?.....
Mengapa sering terjadi Gempa Bumi ?, Mengapa sering terjadi Tsunami ?, Mengapa sering terjadi Ledakan Gunung Berapi ?, Apa penyebab itu semua ?, dan bagaimana cara untuk menganggulanginya, mencegahnya ?......
Bumi dikondisikan agar bisa dihuni oleh Manusia, akankah Bumi bertahan atas perlakuan semena-mena tangan-tangan jahil yang Merusaknya ?.....
 Kehidupan :
Tak terhitung jumlah kehidupan dimuka Bumi ini, mulai dari Manusia, Hewan, Serangga, Kuman, Bakteri, dll. Semua menjalin rantai kehidupan sempurna yang bilamana terputus maka eko-system kehidupan akan terancam, Atau atas ulah Manusia menciptakan hal-hal baru yang justru menyebabkan berbagai penyakit aneh yang belum ada obatnya ?.....
Bagaimana dengan Mahluk Hidup lainnya yang tak terlihat oleh mata biasa ( Mahluk Halus ) akan tetapi berpengaruh terhadap peri kehidupan Manusia di Bumi ini ?.
Semua ini adalah suatu realita - kenyataan yang terjadi karena perbuatan Manusia mengotak-atik sesuatu yang diluar batas pengetahuannya, yang ingin mensejajarkan dirinya dengan Tuhan Sang pencipta.....
 Al Qur'an :
Mungkinkah sesungguhnya Tuhan Sang Pencipta telah menurunkan petunjuknya ?, hanya kita saja yang belum menggalinya ?......
Mungkinkah Bahwa semua itu telah ada dalam Al Qur'an ?, Saat ini Kita baru menggalinya dari segi Agama saja dan belum meneliti dari segi Teknologi yang
Enerji Kuantum berdasar kepada Teknologi Al Quranfile:///D:/E-Book/Pendidikan + Motivasi/Enerji Kuantum berdasar kep...
2 dari 725/09/2013 11:11
tersirat didalamnnya ?....
> Teknologi Al-Qur'an yang Menakjubkan akan membuka wawasan baru akan kehidupan dimasa datang yang bersinar gemilang, bebas dari stress, depresi dan kesusahan. Gerakkan hati & diri Anda untuk datang dan mendapatkannya.....
" Allah akan senantiasa memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman untuk mengeluarkan dari alam kegelapan menuju ke alam yang penuh dengan cahaya yang terang benderang ". ( QS. 2 : 257 ).
 Energi Kuantum :
Otak Manusia menyimpan mistery yang hingga saat ini belum ada seorang-pun yang bisa menjelaskannya secara lengkap cara kerjanya.
Berbagai kemungkinan dan realita bisa terbentuk di-otak Manusia dan ada yang bisa diwujudkan menjadi kenyataan, dan ada yang tetap berupa khayalan diotak Manusia.
Menjelaskan mengenai hal ini sangatlah sulit karena belum pernah ada di nalar kita, karena belum pernah kita mendengarnya, merasakan dan menggunakannya, belum pernah terfikirkan oleh Kita.....
Pada saat yang sama Kita bisa berada diberbagai tempat yang berbeda dan melakukan berbagai hal yang berbeda, pada saat yang sama Kita bisa melihat melalui si-A, si-B, melalui teman Kita, Saudara Kita, dan bisa melalui siapapun di dunia ini.
 Penjelasannya adalah bahwa setiap manusia terhubung dalam suatu network, dimana Allah SWT-lah sebagai servernya. Terhubung dalam Network, itu menjelaskan berbagai hal yang sebelumnya merupakan mistery.
Bilamana kita membuat suatu program, gambar, text, dan menyebarluas-kannya, maka informasi itu akan tersebar dan berbagai terminal yang aktif akan mengadopsinya sebagai kelengkapan di terminal mereka.
Ini menjelaskan mengenai paradigma mempengaruhi orang dengan sugesti dan kekuatan fikiran. Ada yang bisa dipengaruhi dan ada juga yang tidak bisa dipengaruhi. Akan tetapi semakin kuat energi pengaruh dipancarkan, maka orang-orang yang lemah akan terpengaruh dan tunduk.
Sebagaimana komputer, tentu saja tidak setiap komputer bisa mempengaruhi komputer ditempat lainnya, akan tetapi harus ada ilmunya, passwordnya, dan teknologi canggih yang diterapkan untuk keberhasilannya.
Untuk menjelaskannya tentu saja tidak bisa melalui tulisan ini, ibarat mengajarkan oramg mengendarai mobil melalui buku panduan, "masukan persnelingnya, injak gas dan, jegeer.... menabrak mobil didepannya".
Yang ingin mempelajarinya tentu saja pertama-tama mempelajari buku panduannya dengan seksama, kemudian dibawah bimbingan dan pengawasan guru yang qualifed melakukan praktek penggunaannya, hingga berhasil......
Dan secara tandem menggunakannya hingga memahami secara lengkap cara kerjanya yang sangat canggih itu.....
Enerji Kuantum berdasar kepada Teknologi Al Quranfile:///D:/E-Book/Pendidikan + Motivasi/Enerji Kuantum berdasar kep...
3 dari 725/09/2013 11:11
 ADZ-DZAARIYAAT  ( QS. 51 )
1. Demi partikel-partikel yang sangat-sangat halus 2. Yang membawa beban berat 3. Yang mengalir dengan mudah 4. Yang membagi-bagi urusan 5. Sesungguhnya yang dijanjikan padamu pasti benar 6. Dan sesungguhnya pembalasan pasti terjadi
Dzariyat, berasal dari dzarrah, partikel-partikel lembut. Partikel macam apa yang lembut, tapi mampu membawa beban berat, dan tetap mengalir dengan mudah bahkan jauh lebih cepat dari cahaya ?.......
> Temukan Jawabannya.....
 Cairan Kuantum
Pada tahun 1982, Horst L. Stoemer dan Daniel C. Tsui melakukan eksperimen dasar menggunakan medan magnet sangat kuat pada temperatur rendah berupa superkonduktor yang didinginkan helium cair. Para nobelis fisika itu berjasa dalam penemuan mekanisme aksi elektron dalam medan magnet kuat sehingga membentuk partikel-partikel elementer baru yang bermuatan mirip elektron. Pada tahun yang bersamaan, Robert B. Laughlin juga menginformasikan fenomena serupa. Melalui analisa fisika teori, mereka berhasil menunjukkan bahwa elektron-elektron dalam medan magnet sangat kuat dapat berkondensasi membentuk semacam cairan sehingga melahirkan apa yang disebut sebagai cairan kuantum.
 Komputer Fotonik - Kuantum
Kiprah mekanika kuantum di masa-masa mendatang barang kali masih akan tetap diperhitungkan. Misteri lain yang mungkin lebih besar barangkali masih tersimpan dalam teori kuantum itu. Paling tidak para ilmuwan berharap, dengan mengendarai kuantum mereka akan sampai pada tujuan mewujudkan impian berupa hadirnya perangkat fotonik serta gagasan pembuatan komputer fotonik (komputer kuantum) yang akan mencerahkan kehidupan manusia di awal milenium ketiga ini. Arun N. Netravali, ilmuwan berdarah India yang menjabat Vice President Research Lucent Technology dan Direktur Bell Labs di AS, telah melakukan terobosan dalam proses pembuatan prosesor fotonik, sehingga beliau pada tahun 1998 menerima penghargaan tertinggi dari perusahaan elektronik NEC, Jepang. Basis dari perangkat fotonik ini bukan lagi pada teknologi silikon seperti yang saat ini banyak diaplikasikan, melainkan mulai bergerak menuju teknologi foton yang memanfaatkan cahaya.
Para ilmuwan sebetulnya sudah sejak lama berusaha mencari alternatif lain dalam mengembangkan komputer elektronik. Mereka umumnya melirik jalam untuk beralih dari komputer elektronik ke komputer fotonik. Banyak kelebihan yang dimiliki komputer fotonik ini jika kelak benar-benar bisa diwujudkan,
 Teori Kuantum
Pada awal abad ini, Einstein menemukan bahwa elektromagnetik, yang selama ini dipandang sebagai gelombang [energi], dapat dipandang juga sebagai satuan- satuan kecil yang bulat. Ini kemudian membuka lahan baru ilmu fisika yang disebut dengan teori kuantum. Teori kuantum memandang setiap bentuk gelombang energi sebagai paket-paket kecil berbilangan bulat. Contohnya, kita bisa memperoleh cahaya sebesar satu paket, dua paket, dll, tapi tidak bisa setengah paket.
Dalam skala amat kecil itu, paket-paket kuantum tampak seolah-olah sebagai partikel. Dan memang pada skala itu tidak mungkin didefinisikan beda energi yang sudah berbentuk paket itu dengan partikel. Jadi akhirnya kita terbiasa menyebut
Enerji Kuantum berdasar kepada Teknologi Al Quranfile:///D:/E-Book/Pendidikan + Motivasi/Enerji Kuantum berdasar kep...
4 dari 725/09/2013 11:11
partikel W dan Z, partikel gluon, dll.
Dan partikel-partikel yang sangat-sangat halus ini lah yang digunakan sebagai sarana mengatur kelangsungan alam semesta. Bayangkan, alam semesta yang luar biasa berat ini bergerak teratur dalam lintasannya, dari skala yang sedemikian besar, sampai bagian-bagian terkecilnya, atas sarana partikel-partikel halus ini.
Dan partikel-partikel kuantum halus ini dapat mengalir dengan mudah. Tidak seperti materi lain, partikel kuantum mampu bergerak pada kecepatan cahaya.
Partikel-partikel ini, berbagi urusan. Gluon mengikat quark menjadi proton dan neutron. Boson madya mengurusi ikatan inti atom kecil dalam inti atom besar. Foton menjadi pengurus ikatan inti atom dengan elektron menjadi atom serta melakukan urusan- urusan lain yang berkait dengan kelistrikan, kemagnetan, gelombang elektromagnetik (cahaya, sinar x, radio, televisi, telepon seluler), dan juga berkecimpung dalam bisnis kimia. Graviton bermain dalam mengkonstruksi massa atom-atom dalam jumlah fantastis yang membentuk bintang dan planet, tata-surya, galaksi, supercluster, dan mengatur gerak benda-benda berat itu dalam lintasan yang pasti.
 > BAGI YANG SAAT INI MENDERITA SAKIT ATAU DIRUNDUNG KESUSAHAN <
Bilamana saat ini Kita sedang menderita sakit, telah berusaha berobat, akan tetapi belum sembuh juga, sedang dirundung kesusahan, mari kita coba salah satu dari metode ini, semoga salah satunya akan cocok bagi Kita yang sakit :
1. Jalankan Sholat Sunat Tahajuj ditengah malam.
> Berdoalah memohon petunjuk jalan dan cara untuk mengobati sakit yang diderita ini harus bagaimana atau harus berobat kemana agar sembuh, mohon petunjuk solusi, jalan keluar dari kesulitan Kita, setelah itu tidurlah.
2. Jalankan Sholat Sunat Istikharoh atau Sholat Sunat Hajat.
> Berdoalah memohon petunjuk jalan dan cara untuk mengobati sakit yang diderita ini harus bagaimana atau harus berobat kemana agar sembuh, mohon petunjuk solusi, jalan keluar dari kesulitan Kita, setelah itu tidurlah.
3. Melalui Mimpi.
> Sebelum tidur niatlah dengan kuat agar diberi petunjuk melalui mimpi apa yang kita inginkan, yaitu jalan menuju kesembuhan, jalan keluar dari kesulitan Kita.
 > Jalankan petunjuk yang diperoleh, jangan ditunda-tunda lagi, langsung dijalankan hingga sembuh, berhasil........
> Sesungguhnya raga dan fikiran kita tahu apa yang harus dilakukan oleh Kita agar bisa sembuh, kembali sehat, agar bisa keluar dari berbagai kesulitan, Kita diberi petunjuk melalui mimpi......
 DO'A MOHON KESEMBUHAN
Adz-hibil ba'sa rabban naas, isyfinii antasy-syaafii, laa syifaa-a illaa syifaa-uk, syifaa-an laa yu-ghaadiru saqomaw walaa alamaa.
Lenyapkanlah penderitaanku wahai Tuhan sekalian Manusia. Sembuhkanlah aku. Engkaulah pemberi kesembuhan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan daripada-Mu, kesembuhan yang tidak akan menimbulkan bekas. ( Al Hadits )
Enerji Kuantum berdasar kepada Teknologi Al Quranfile:///D:/E-Book/Pendidikan + Motivasi/Enerji Kuantum berdasar kep...
5 dari 725/09/2013 11:11
Robbii adkhil-nii mudkhola shidkin, wa agrij-nii mukhroja sidkin, waj 'al-lii mil ladunka sulthonan nashiroo.  Sound >>>
Ya Tuhanku, masukkanlah aku lewat gerbang kebenaran dan keluarkanlah aku lewat gerbang kebenaran pula (dengan sempurna). Dan berilah aku kekuasaan / kekuatan yang dapat menolongku mengatasi semua persoalanku. (Al-Isro : 80)
 > TERAPI NURSYIFA' :  Berdasarkan Surat Al Fatihah - Al Qur'an dan As Sunnah, Menggunakan Teknologi Al Qur'an yang sangat banyak Manfaatnyal dan Canggih. Oleh Karenanya Berjalan melebihi dan diatas Kondisi dan Pemikiran Manusia biasa. ( Sesuatu yang belum pernah Terfikirkan dan Terbayangkan Sebelumnya, Sulit untuk Memaparkan Ke Luarbiasaan-nya, Akan Tetapi Bersifat Nyata Dapat Dirasakan Langsung Manfaatnya ! ).
> Mengapa Terapi NurSyifa' memiliki Efek yang begitu Ajaib? Sebab dalam bimbingan Prinsip diatas-normal Teknologi Al Qur'an akan menghasilkan Efek Penyembuhan, Perbaikan, Keberhasilan yang diatas-normal.
> Bila Ingin memperoleh berbagai Manfaat yang Luarbiasa ini, silahkan datang dan dapatkan Kemampuan Teknologi Al Qur'an yang Diatas Pemikiran Normal dengan mengikuti bimbingan dan berbagai program di Terapi NurSyifa' !
Metode Yang Digunakan >>>
Setelah Anda Mempelajari Info-info di Web-site Terapi NurSyifa' ini yang sangat lengkap dan luas ( lebih dari 1.000 pages ), dengan Fakta-faktanya yang jelas, lugas dan terperinci, Yakinlah bahwa tidak mungkin Kami Mengecewakan Anda. Dengan pengalaman praktek puluhan tahun, Kami siap melayani Anda......
 DO'A PERLINDUNGAN DAN KESELAMATAN
Bacalah Surat dan ayat dibawah ini :
1. Surat Al Fatihah
2. Surat Al Ikhlas ( 3x )
3. Surat Al Falaq
4. Surat An Naas
5. Ayat Qursy ( Ayat yang terakhir diulang 7x Tahan Nafas )
6. Yasin : 48 ( 3x )
7. Yasin 58 ( 3x )
Do'a Perlindungan Keselamatan >>> Sound.rm >>>
Do'a Perlindungan Keselamatan >>> Sound.mp3 >>>
Untuk Mendapatkan Suara yang bening, silahkan di down-load terlebih dulu. Caranya : Right klik, kemudian Save Target As..... ( Besar File : 690 Kb.)
Bilamana saat mendengarkan surat dan ayat-ayat ini terasa panas dan kesadaran berkurang, seakan ada yang bergerak dalam diri, berarti mungkin dalam diri Kita ada mahluk Jahat ( Jin ), segeralah datang berobat, mengusir dan menghancurkan mahluk-mahluk yang bersarang didiri Kita itu !

Tuesday, October 8, 2013

Tips ampuh untuk mengobati sakit flu dan pilek:

Lemon dan madu

Mengalami sakit tenggorokan, suara serak dan hilang saat flu? Ambil segelas air panas dan masukkan irisan lemon dan dua sendok makan madu kemudian minum selagi panas. Sebelum tidur, hisaplah permen mengandung lozenge (di Indonesia contohnya permen Streptills atau Woods) untuk meredakan sakit tenggorokan.
cara mengobati flu pilek

Istirahat yang cukup

Banyak orang terlalu sibuk bekerja atau melakukan kegiatan lain sehingga lupa waktu untuk beristirahat dan begadang setiap malamnya meskipun keesokan paginya harus tetap bekerja. Tapi ketika tubuh terserang penyakit flu dan mengalami gejala berupa sakit tenggorokan, demam dan pilek – maka salah satu cara ampuh mengobati flu adalah mengambil istirahat panjang (tidur) supaya tidak tambah parah dan cepat sembuhnya.
Bila memungkinkan mintalah izin agar tidak masuk kerja atau sekolah, namun bila tidak bisa maka hindari aktifitas yang melelahkan dan buat tubuh se-rileks mungkin agar mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh flu.

Minum banyak air putih

Cara mudah mengobati flu & pilek namun sering dianggap remeh ini sebenarnya memiliki khasiat yang benar-benar efektif. Dengan meminum air putih yang banyak maka tubuh memiliki amunisi untuk melawan beberapa gejala flu berat seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, meriang (panas dingin) ataupun hidung tersumbat.
Namun jika tenggorokan terasa sakit saat meminum banyak air, coba akali dengan menambahkan campuran air jeruk nipis (bisa juga diganti dengan juga lemon yang fungsinya melegakan hidung tersumbat dan meredakan perut kembung).

Berkumur dengan Air Garam

Apakah Anda merasa terganggu dengan dahak di tenggorokan? Cara menyembuhkannya dapat dgn berkumur air garam supaya tidak terlalu sakit. Air garam sangat efektif mengatasi dahak karena mampu menarik kelebihan cairan dari jaringan yang meradang di tenggorokan.
Fungsi lainnya adalah mengencerkan lendir, menghilangkan iritasi seperti alergen, bakteri, dan jamur dari tenggorokan. Jadi kumur-kumur menggunakan air + satu sendok garam dalam gelas berukuran sedang selama beberapa detik.

Obati flu dengan Makan sup ayam

Cara tradisional supaya flu cepat sembuh yang menganjurkan seseorang memakan sop ayam ternyata tidak hanya sekedar mitos. Khasiat dari memakan sup ayam adalah  membuat perasaan menjadi nyaman dan mencegah penyebaran neutrofil ke dalam saluran pernapasan. (Neutrofil adalah sel darah putih yang dapat menyebabkan peradangan demam).
Manfaat sup ayam yang lainnya adalah menghambat produksi lendir, menghangatkan sekitar rongga hidung yg mampu mengurangi gejala dari sakit flu & pilek, melegakan hidung saat bernafas dan menghangatkan suhu tubuh.
Tips mencegah flu & pilek datang kembali adalah selalu istirahat yang cukup, makan teratur,  cukup tidur, dan minum air putih dengan cukup. Selain itu, untuk meningkatkan kekebalan tubuh Anda juga dapat mengkonsumsi suplemen seperti zat besi dan vitamin C.

Tuesday, September 17, 2013

Sifat-sifat yang bisa menghancurkan diri sendiri


1. Bashful
Sering menghindari perhatian karena malu

2. Unforgiving
Sulit melupakan sakit hati atas ketidakadilan yang dialami, biasa mendendam

3. Resentful
Sering memendam rasa tidak senang akibat tersinggung oleh fakta/khayalannya

4. Fussy
Bersikeras minta perhatian besar pada perincian/hal yang sepele

5. Insecure
Sering merasa sedih/cemas/takut/kurang kepercayaan

6. Unpopular
Suka menuntut orang lain untuk sempurna sesuai keinginannya

7. Hard to please
Suka menetapkan standar yang terlalu tinggi yang sulit dipenuhi oleh orang lain

8. Pessimistic
Sering melihat sisi buruk lebih dulu pada situasi apapun

9. Alienated
Sering merasa terasing/tidak aman, takut jangan-jangan tidak disenangi orang lain

10. Negative attitude
Jarang berpikir positif, sering cuma melihat sisi buruk/gelap setiap situasi

11. Withdrawn
Sering lama-lama menyendiri/menarik diri/mengasingkan diri

12. Too sensitive
Terlalu introspektif/ingin dipahami, mudah tersinggung kalau disalahpahami

13. Depressed
Hampir sepanjang waktu merasa tertekan

14. Introvert
Pemikiran & perhatiannya ditujukan ke dalam, hidup di dalam diri sendiri

15. Moody
Semangatnya sering merosot drastis, apalagi kalo merasa tidak dihargai

16. Skeptical
Tidak mudah percaya, mempertanyakan motif di balik kata-kata

17. Loner
Memerlukan banyak waktu pribadi, cenderung menghindari orang lain

18. Suspicious
Suka curiga/tidak percaya kata-kata orang lain

19. Revengeful
Sadar/tidak sadar sering menahan perasaan, menyimpan dendam, ingin membalas

20. CriticalSuka mengevaluasi/menilai/berpikir/mengkritik secara negatif

7 Manuasia Yang Mendapat Perlindungan Dari Allah

Berkata Abu Hurairah r.a : bahwa Nabi saw telah bersabda:"Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya.Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla,seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid,dua orang yang saling mencintai karena Allah,yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah,seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: "Sungguh aku takut kepada Allah",seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya,dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata". (H.R.Bukhary – Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu :


Pemimpin yang adil Menjadi pemimpin yang adil itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan pikiran,perasaan, harta, bahkan jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan bukanlah fasilitas namun amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai fasilitas, kemungkinan besar kita akan memanfaatkan kepemimpinan itu sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau aharam.Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah,Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil,Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak.

Anak muda yang saleh Masa muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat.Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.

Orang yang hatinya terikat pada mesjid Kalimat "seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid"seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.

Bersahabat karena Allah Poin ini terambil dari kalimat "dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah". Bersahabat karena Allah swt. maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya bukan karena faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat material,namun murni semata-mata karena Allah swt. Kalau sahabat kita berbuat baik, kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.

Mampu menghadapi godaan lawan jenis "Seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: "Sungguh aku takut kepada Allah." Kalimat ini menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat.

Di sini digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki.

Ihklas dalam beramal "Seseorang yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya." Ini gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita bersedekah
sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran?

Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut, " Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S.Al-Baqarah 2: 271)

Zikir kepada Allah dengan khusyu "Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata." Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo'a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.

Tuesday, July 9, 2013

Hadits shalat Tarawih lengkap

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

I.                    Fadhilah (Keutamaan)
Shalat Tarawih memiliki keutamaan dan ganjaran yang besar, sebagaimana yang disebutkan oleh berbagai hadits shahih, yakni di antaranya:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Malik, Al Muwaththa’, Kitab An Nida Lish Shalah Bab At Targhib Fi Ash Shalah fi Ramadhan, Juz. 1, Hal. 338, No hadits. 230. Bukhari, Kitab Al Iman Bab Tathawwu’ Qiyam Ramadhan minal Iman, Juz. 1, Hal. 65, No hadits. 36. Muslim, Kitab Shalah Al Musafirin wa Qashruha Bab At Targhib fi Qiyam  Ramadhan wa Huwa at Tarawih, Juz. 4, hal. 144, No hadits. 1266. Dan diriwayatkan oleh imam lainnya. Al Maktabah Asy Syamilah)
Hadits lain:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dia bersabda: “Barangsiapa yang shalat malam ketika lailatul qadar karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari, Kitab Ash Shaum Bab Man Shama Ramadhan Imanan wa Ihtisaban wa Niyah, Juz. 6, Hal. 468, No hadits. 1768. HR. Muslim, Kitab Shalatul Musafirin wa Qashruha Bab At targhib fi Qiyamir Ramadhan, Juz. 4, Hal. 146, No hadits. 1268. Dan diriwayatkan oleh imam lainnya. Al Maktabah Asy Syamilah)

Mengomentari hadits di atas, Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:
أَنْ يُقَال قِيَام رَمَضَان مِنْ غَيْر مُوَافَقَةِ لَيْلَة الْقَدْر وَمَعْرِفَتهَا سَبَب لِغُفْرَانِ الذُّنُوب ، وَقِيَام لَيْلَة الْقَدْر لِمَنْ وَافَقَهَا وَعَرَفَهَا سَبَب لِلْغُفْرَانِ وَإِنْ لَمْ يَقُمْ غَيْرهَا
“Bahwa dikatakan, shalat malam pada bulan Ramadhan yang tidak bertepatan dengan lailatul qadar dan tidak mengetahuinya, merupakan sebab diampunya dosa-dosa. Begitu pula shalat malam pada bulan Ramadhan yang bertepatan dan mengetahui lailatul qadar, itu merupakan sebab diampuni dosa-dosa, walau pun dia tidak shalat malam pada malam-malam lainnya.” (Syarh An Nawawi ‘Ala Muslim, Kitab Shalatul Musafirin wa Qashruha Bab At targhib fi Qiyamir Ramadhan Juz. 3, Hal. 103, pembahasan hadits no. 1268. Al Maktabah Asy Syamilah)
Imam Abu Thayyib Muhammad Syamsuddin Abadi Rahimahullah berkata dala kitabnya, ‘Aunul Ma’bud:
( إِيمَانًا ) : أَيْ مُؤْمِنًا بِاللَّهِ وَمُصَدِّقًا بِأَنَّهُ تَقَرُّب إِلَيْهِ ( وَاحْتِسَابًا ) : أَيْ مُحْتَسِبًا بِمَا فَعَلَهُ عِنْد اللَّه أَجْرًا لَمْ يَقْصِد بِهِ غَيْره
                “(Dengan keimanan) maksudnya adalah dengan keimanan kepada Allah, dan meyakini bahwa hal itu merupakan taqarrub kepada Allah Ta’ala. (Ihtisab) maksudnya adalah mengharapkan bahwa apa yang dilakukannya akan mendapat pahala dari Allah, dan tidak mengharapkan yang lainnya.” (‘Aunul Ma’bud, Juz. 3, hal. 309, pembahasn hadits no. 1164. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Begitu pula yang dikatakan oleh Imam Ibnu Hajar al Asqalani Rahimahullah:
وَالْمُرَاد بِالْإِيمَانِ الِاعْتِقَاد بِحَقِّ فَرْضِيَّةِ صَوْمِهِ ، وَبِالِاحْتِسَابِ طَلَب الثَّوَابِ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى
                 “Yang dimaksud ‘dengan keimanan’ adalah keyakinan dengan benar terhadap kewajiban puasanya, dan yang dimaksud dengan ‘ihtisab’ adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala.” (Fathul Bari, Juz. 6, Hal. 138. Al Maktabah Asy Syamilah)
II.                    Hukumnya
Hukum shalat tarawih adalah sunah bagi muslim dan muslimah, dan itu merupakan ijma’ (kesepakatan) para ulama sejak dahulu. Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah:
وَاجْتَمَعَتْ الْأُمَّة أَنَّ قِيَام رَمَضَان لَيْسَ بِوَاجِبٍ بَلْ هُوَ مَنْدُوب
                “Umat telah ijma’ bahwa qiyam ramadhan (tarawih) tidaklah wajib, melainkan sunah.” (Syarh An Nawawi ‘Ala Muslim, Kitab Shalatul Musafirin wa Qashruha Bab At targhib fi Qiyamir Ramadhan wa Huwa tarawih, Juz. 3, hal. 102, pembahasan hadits no.  1267. Imam Abu Thayyib, ‘Aunul Ma’bud, Juz. 3, Hal. 309, pembahasan hadits no. 1164. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Sunahnya tarawih, karena tak lain dan tak bukan adalah ia merupakan tahajudnya manusia pada bulan Ramadhan, oleh karena itu ia disebut Qiyam Ramadhan, dan istilah tarawih baru ada belakangan. Sedangkan tahajjud adalah sunah (mustahab/ mandub/ tathawwu’/nafilah).
                Allah Ta’ala berfirman:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ
                “Dan pada sebagian malam, lakukanlah tahajjud sebagai nafilah (tambahan) bagimu.” (QS. Al Isra’ (17): 79)
                Imam Qatadah Radhiallahu ‘Anhu berkata tentang maksud ayat “ nafilah bagimu”:
تطوّعا وفضيلة لك.
                “Sunah dan keutamaan bagimu.” (Imam Abu Ja’far Ath Thabari, Jami’ Al Bayan Fi Ta’wil Al Quran, Juz. 17, Hal. 526. Al Maktabah Asy Syamilah)
III.                Waktu Pelaksanaannya
Shalat Tarawih dilaksanakan setelah Isya dan sebelum witir, boleh dilaksanakan setelah witir tetapi tidak afdhal dan terus berlanjut hingga akhir malam.
        Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
قيام رمضان أو صلاة التراويح  سنة الرجل والنساء  تؤدى بعد صلاة العشاء.
وقبل الوتر ركعتين ركعتين، ويجوز أن تؤدى بعده ولكنه خلاف الافضل، ويستمر وقتها إلى آخر الليل.
        “Qiyam Ramadhan atau shalat Tarawih adalah sunah bagi laki-laki dan wanita, ditunaikan setelah shalat Isya sebelum witir dua rakaat dua rakaat, dan boleh dilaksanakan setelah witir tetapi itu tidak afdhal, dan waktunya terus berlangsung hingga akhir malam.” (Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Juz. 1, Hal. 206. Al Maktabah Asy Syamilah)
        Pada halaman lain dia juga berkata:
صلاة الليل تجوز في أول الليل ووسطه وآخره ما دامت الصلاة بعد صلاة العشاء.
        “Shalat malam boleh dilakukan pada awal malam, pertengahan dan akhirnya, selama dilakukan setelah shalat Isya’.” (Ibid, Juz. 1, hal. 203. Al Maktabah Asy Syamilah)
        Dalilnya adalah:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ
مَا كُنَّا نَشَاءُ أَنْ نَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي اللَّيْلِ مُصَلِّيًا إِلَّا رَأَيْنَاهُ وَلَا نَشَاءُ أَنْ نَرَاهُ نَائِمًا إِلَّا رَأَيْنَاه
        Dari Anas, beliau berkata: “Kapan saja kami ingin melihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat pada malam hari, di saat itu pastilah kami melihatnya, dan kapan saja kami ingin melihat tidurnya, pastilah kami juga melihatnya.” (HR. An Nasa’i, Kitab Qiyamul lail wa Tathawwu’ an Nahar Bab Dzikri Shalah Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam fill Lail, Juz. 6 Hal. 104, No hadits. 1609. Ahmad, Juz. 24, Hal. 120, No hadits. 11574. Syaikh Al Albany mengatakan: Shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa’i, Juz. 4, Hal. 271, no. 1627. Al Maktabah Asy Syamilah)
        Riwayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak mengkhususkan waktu tertentu pada malam hari untuk Qiyamul lail. Imam Abul Hasan Muhammad bin Abdil Hadi As Sindi Rahimahullah mengomentari hadits di atas:
أَيْ أَنَّ صَلَاته وَنَوْمه مَا كَانَا مَخْصُوصَيْنِ بِوَقْتٍ دُون وَقْت بَلْ كَانَا مُخْتَلِفَيْنِ فِي الْأَوْقَات وَكُلّ وَقْت صَلَّى فِيهِ أَحْيَانًا نَامَ فِيهِ أَحْيَانًا وَاَللَّه تَعَالَى أَعْلَمُ .
        “Yaitu bahwa Shalat dan tidurnya, tidaklah keduanya memiliki waktu khusus, melainkan pada waktu berlainan, dan pada setiap waktu kadang-kadang dia shalat, kadang-kadang beliau tidur. Wallahu A’lam. “ (Imam Abul Hasan Muhammad bin Abdil Hadi As Sindi, Syarh Sunan An Nasa’i, Juz. 3, Hal. 79, pembahasan hadits no. 1609. Al Maktabah Asy Syamilah)
        Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menambahkan:
قال الحافظ: لم يكن لتهجده صلى الله عليه وسلم وقت معين بل بحسب ما يتيسر له القيام.
        “Berkata Al hafizh (yakni Imam Ibnu Hajar, pen), bahwa shalat tahajud Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidaklah memiliki ketentuan waktu khusus, beliau mengerjakannya selama  waktunya lapang untuk Qiyamul lail.” (Fiqhus Sunnah, Juz. 1, Hal. 203 Al Maktabah Asy Syamilah)
IV.                Boleh Berjamaah atau Sendiri
Shalat terawih dapat dilakukan berjamaah atau sendiri, keduanya pernah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Berkata Asy Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
قيام رمضان يجوز أن يصلى في جماعة كما يجوز أن يصلى على انفراد، ولكن صلاته جماعة في المسجد أفضل عند الجمهور.
“Qiyam Ramadhan boleh dilakukan secara berjamaah sebagaimana boleh pula dilakukan secara sendiri, tetapi dilakukan secara berjamaah adalah lebih utama menurut pandangan jumhur (mayoritas) ulama.” (Fiqhus Sunnah, Juz. 1, Hal. 207. Al Maktabah Asy Syamilah)
Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat di masjid, lalu manusia mengikutinya, keesokannya shalat lagi dan manusia semakin banyak, lalu pada malam ketiga atau keempat mereka berkumpul namun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak keluar bersama mereka, ketika pagi hari beliau bersabda:
قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ فَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ
“Aku melihat apa yang kalian lakukan, dan tidak ada yang mencegahku keluar menuju kalian melainkan aku khawatir hal itu kalian anggap kewajiban.” Itu terjadi pada bukan Ramadhan. (HR. Malik, Al Muwaththa’, Kitab An Nida Lis Shalah Bab At Targhib fish Shalah fi Ramadhan, Juz. 1, Hal. 337, No hadits. 229. Bukhari, Kitab Al Juma’ah Bab  Tahridh AN Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ‘ala Shalah al lail …., Juz. 4, Hal. 290, No hadits. 1061. Muslim,  Kitab Shalatul Musafirin wa Qashruha Bab At targhib fi Qiyamir Ramadhan , Juz. 4 Hal. 148, No hadits. 1270. Abu Daud, Kitab Ash Shalah Bab Fi Qiyami Syahri Ramadhan, Juz. 4 Hal. 137, No hadits. 1166. Al Maktabah Asy Syamilah)
Riwayat ini menunjukkan bahwa shalat tarawih dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam  secara berjamaah. Pada hari ketiga atau keempat beliau tinggalkan, bukan karena mengingkari berjamaahnya melainkan khawatir para sahabat saat itu menganggapnya wajib.
Dalam Al Muntaqa  Syarh Al Muwathatha’ disebutkan:
وَقَوْلُهُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا فِي اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ وَالرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ لَا يَدُلُّ عَلَى الْمَنْعِ مِنْ ذَلِكَ لِإِقْرَارِهِ لَهُمْ فِي اللَّيْلَتَيْنِ المتقدمتين عَلَيْهِ وَلَا يَدُلُّ عَلَى النَّسْخِ لِأَنَّهُ عَلَّلَ امْتِنَاعَهُ مِنْ الْخُرُوجِ فَإِنَّهُ خَشِيَ أَنْ يُفْرَضَ عَلَيْهِم
          “Kalimat yang berbunyi, ‘lalu pada malam ketiga atau keempat mereka berkumpul namun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak keluar bersama mereka’ tidaklah menunjukkan bahwa berjamaah itu terlarang, sebab hal itu sudah mereka lakukan dua malam sebelumnya, dan ini juga tidak menunjukkan telah terjadi nasakh (revisi), sebab telah disebutkan bahwa penyebab tercegahnya Rasulullah keluar adalah karena beliau khawatir hal itu  mereka sangka diwajibkan atas mereka.” (Al Muntaqa Syarh Al Muwaththa’, Juz. 1, Hal. 262, pembahasan hadits no.  229. Al Maktabah Asy Syamilah)
               
               
Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:
فَفِيهِ : جَوَاز النَّافِلَة جَمَاعَة ، وَلَكِنَّ الِاخْتِيَار فِيهَا الِانْفِرَاد إِلَّا فِي نَوَافِل مَخْصُوصَة وَهِيَ : الْعِيد وَالْكُسُوف وَالِاسْتِسْقَاء وَكَذَا التَّرَاوِيح عِنْد الْجُمْهُور كَمَا سَبَق
                “Dalam hadits ini, menunjukkan bolehnya shalat nafilah dilakukan berjamaah, tetapi lebih diutamakan adalah sendiri, kecuali shalat-shalat nafilah tertentu (yang memang dilakukan berjamaah, pen) seperti: shalat ‘Ied, shalat gerhana, shalat minta hujan, demikian juga tarawih menurut pandangan jumhur, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, Kitab Shalatul Musafirin wa Qashruha Bab At targhib fi Qiyamir Ramadhan wa Huwa Tarawih, Juz. 3 Hal. 105, pembahasan hadits no. 1270. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Di dalam sejarah, sejak saat itu, manusia melakukan shalat tarawih sendiri-sendiri, hingga akhirnya pada zaman Umar Radhiallahu ‘Anhu, dia melihat manusia shalat tarawih sendiri-sendiri dan semrawut, akhirnya dia menunjuk Ubay bin Ka’ab Radhiallahu ‘Anhu untuk menjadi imam shalat tarawih mereka, lalu Umar berkata:
نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ
        “Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini.” (HR. Bukhari, Kitab Shalah At Tarawih Bab Fadhli Man Qaama Ramadhan,  Juz. 7, Hal. 135, No hadits. 1871. Al Maktabah Asy Syamilah)
V.                   Jumlah Rakaat
Masalah jumlah rakaat shalat tarawih sejak dahulu telah menjadi polemik hingga hari ini. Antara yang menganjurkan 8 rakaat dengan 3 rakaat witir, atau 20 rakaat dengan 3 rakaat witir, bahkan ada yang lebih dari itu. Manakah yang sebaiknya kita jadikan pegangan? Ataukah semuanya benar, karena memang tak ada ketentuan baku walau pun Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sepanjang hidupnya hanya melaksanakan 11 rakaat? Dan apakah yang dilakukan oleh nabi tidak berarti wajib, melainkan hanya contoh saja?
Tarawih Pada Masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
                Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, dia berkata:
مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَة
            “Bahwa Rasulullah tidak pernah menambah lebih dari sebelas rakaat shalat malam, baik pada bulan Ramadhan atau selainnya.” (HR. Bukhari, Kitab Shalah At Tarawih Bab Fadhli Man Qaama Ramadhan, Juz. 7 Hal. 138, no hadits. 1874. Muslim, Kitab Ash Shalah Al Musafirin wa Qashruha Bab Shalatil Laili wa ‘Adadi Raka’at …,  Juz. 4, hal. 89, No hadits. 1219. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Dari Jabir bin Abdillah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:
جاء أبي بن كعب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله ، إن كان مني الليلة شيء يعني في رمضان ، قال : « وما ذاك يا أبي ؟ » ، قال : نسوة في داري ، قلن : إنا لا نقرأ القرآن فنصلي بصلاتك ، قال : فصليت بهن ثمان ركعات ، ثم أوترت ، قال : فكان شبه الرضا ولم يقل شيئا
                Ubay bin Ka’ab datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, semalam ada peristiwa pada diri saya (yaitu pada bulan Ramadhan).” Rasulullah bertanya: “Kejadian apa itu Ubay?”, Ubay menjawab: “Ada beberapa wanita di rumahku, mereka berkata: “Kami tidak membaca Al Quran, maka kami akan shalat bersamamu.” Lalu Ubay berkata: “Lalu aku shalat bersama mereka sebanyak delapan rakaat, lalu aku witir,” lalu Ubay berkata:  “Nampaknya nabi ridha dan dia tidak mengatakan apa-apa.”  (HR. Abu Ya’la, Juz. 4, Hal. 369, No hadits. 1761. Imam Al Haitsami mengatakan: sanadnya hasan. Lihat Majma’ az Zawaid, Juz. 2, Hal. 74. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Dari keterangan dua hadits di atas, kita bisa mengetahui bahwa shalat tarawih pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup adalah delapan rakaat, dan ditambah witir, dan tidak sampai dua puluh rakaat. Oleh karena itu Syaikh Sayyid Sabiq berkomentar:
هذا هو المسنون الوارد عن النبي صلى الله عليه وسلم ولم يصح عنه شئ غير ذلك
                “Inilah sunah yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan tidak ada sesuatu pun yang shahih selain ini.” (Fiqhus Sunnah, Juz. 1, hal. 206. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Imam Ibnu Hajar al Asqalani berkata:
               
وَأَمَّا مَا رَوَاهُ اِبْنُ أَبِي شَيْبَةَ مِنْ حَدِيث اِبْن عَبَّاسٍ " كَانَ رَسُول اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِي رَمَضَان عِشْرِينَ رَكْعَة وَالْوِتْرَ " فَإِسْنَادُهُ ضَعِيفٌ ، وَقَدْ عَارَضَهُ حَدِيثُ عَائِشَة هَذَا الَّذِي فِي الصَّحِيحَيْن
            “Dan ada pun  yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, dari hadits Ibnu Abbas, “Bahwa dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat pada bulan Ramadhan dua puluh rakaat dan ditambah witir” maka sanadnya dha’if, dan telah bertentangan dengan hadits dari ‘Aisyah yang terdapat dalam shahihain (Bukhari dan Muslim).” (Fathul Bari, Juz. 6 Hal. 295, pembahasan hadits no. 1874. Imam Al Haitsami juga mengatakan: Dhaif. Lihat Majma’ Az Zawaid, Juz. 3, Hal. 172. Al Maktabah Asy Syamilah)
               
                Demikian keadaan shalat Tarawih pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam masih hidup.
Tarawih Pada masa Sahabat Radhiallahu ‘Anhum dan generasi setelahnya
                Pada masa sahabat, khususnya sejak masa khalifah Umar bin Al Khathab Radhilallahu ‘Anhu dan seterusnya, manusia saat itu melaksanakan shalat tarawih dua puluh rakaat.
وصح أن الناس كانوا يصلون على عهد عمر وعثمان وعلي عشرين ركعة، وهو رأي جمهور الفقهاء من الحنفية والحنابلة وداود، قال الترمذي: وأكثر أهل العلم على ما روي عن عمر وعلي وغيرهما من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم عشرين ركعة، وهو قول الثوري وابن المبارك والشافعي، وقال: هكذا أدركت الناس بمكة يصلون عشرين ركعة
                “Dan telah shah, bahwa manusia shalat pada masa Umar, Utsman, dan Ali sebanyak 20 rakaat, dan itulah pendapat jumhur (mayoritas) ahli fiqih dari kalangan Hanafi, Hambali, dan Daud. Berkata At Tirmidzi: ‘Kebanyakan ulama berpendapat seperti yang diriwayatkan dari Umar dan Ali, dan selain keduanya dari kalangan sahabat nabi yakni sebanyak 20 rakaat. Itulah pendapat Ats Tsauri, Ibnul Mubarak. Berkata Asy Syafi’i: “Demikianlah, aku melihat manusia di Mekkah mereka shalat 20 rakaat.” (Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Juz. 1 hal. 206. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Imam Ibnu Hajar menyebutkan:
               
وَعَنْ يَزِيد بْن رُومَانَ قَالَ " كَانَ النَّاس يَقُومُونَ فِي زَمَانِ عُمَر بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ " وَرَوَى مُحَمَّد بْن نَصْر مِنْ طَرِيق عَطَاء قَالَ " أَدْرَكْتهمْ فِي رَمَضَان يُصَلُّونَ عِشْرِينَ رَكْعَة وَثَلَاثَ رَكَعَاتِ الْوِتْر "
            “Dari Yazid bin Ruman, dia berkata: “Dahulu manusia pada zaman Umar melakukan  23 rakaat.” Dan Muhammad bin Nashr meriwayatkan dari Atha’, dia berkata: “Aku berjumpa dengan mereka pada bulan Ramadhan, mereka shalat 20 rakaat dan tiga rakaat witir.” (Fathul Bari, Juz. 6, Hal. 292, pembahasan hadits no. 1871. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Beliau melanjutkan:
وَرَوَى مُحَمَّد اِبْن نَصْر مِنْ طَرِيق دَاوُدَ بْن قَيْس قَالَ " أَدْرَكْت النَّاس فِي إِمَارَة أَبَانَ بْن عُثْمَان وَعُمْر بْن عَبْد الْعَزِيز - يَعْنِي بِالْمَدِينَةِ - يَقُومُونَ بِسِتٍّ وَثَلَاثِينَ رَكْعَةً وَيُوتِرُونَ بِثَلَاثٍ " وَقَالَ مَالِك هُوَ الْأَمْرُ الْقَدِيمُ عِنْدَنَا . وَعَنْ الزَّعْفَرَانِيِّ عَنْ الشَّافِعِيِّ " رَأَيْت النَّاس يَقُومُونَ بِالْمَدِينَةِ بِتِسْعٍ وَثَلَاثِينَ وَبِمَكَّة بِثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ ، وَلَيْسَ فِي شَيْء مِنْ ذَلِكَ ضِيقٌ "
                Muhammad bin Nashr meriwayatkan dari jalur Daud bin Qais, dia berkata: “Aku menjumpai manusia pada masa pemerintahan Aban bin Utsman dan Umar bin Abdul Aziz –yakni di Madinah- mereka shalat 39 rakaat dan ditambah witir tiga rakaat.” Imam Malik berkata,”Menurut saya itu adalah perkara yang sudah lama.” Dari Az Za’farani, dari Asy Syafi’i: “Aku melihat manusia shalat di Madinah 39 rakaat, dan 23 di Mekkah, dan ini adalah masalah yang lapang.” (Ibid)
                Sementara itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika mengomentari Tarawih-nya Ubay bin Ka’ab yang 20 rakaat, beliau berkata:
فَرَأَى كَثِيرٌ مِنْ الْعُلَمَاءِ أَنَّ ذَلِكَ هُوَ السُّنَّةُ ؛ لِأَنَّهُ أَقَامَهُ بَيْن الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَلَمْ يُنْكِرْهُ مُنْكِرٌ . وَاسْتَحَبَّ آخَرُونَ : تِسْعَةً وَثَلَاثِينَ رَكْعَةً ؛ بِنَاءً عَلَى أَنَّهُ عَمَلُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ الْقَدِيمِ .
                “Kebanyakan ulama berpendapat bahwa itu adalah sunah, karena itu ditegakkan di antara kaum Muhajirin dan Anshar dan tidak ada yang mengingkarinya. Sedangkan ulama lainnya menyunnahkan 39 rakaat, lantaran itu adalah perbuatan penduduk Madinah yang telah lampau.” (Majmu’ al Fatawa, Juz. 5, Hal. 280. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Lalu, yang lebih baik dari semua ini? Imam Ibnu Taimiyah berkata:
وَالصَّوَابُ أَنَّ ذَلِكَ جَمِيعَهُ حَسَنٌ كَمَا قَدْ نَصَّ عَلَى ذَلِكَ الْإِمَامُ أَحْمَد رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
                “Yang benar adalah bahwa itu semua adalah baik, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam Ahmad Radhiallahu ‘Anhu.” (Ibid)
                Telah masyhur dalam madzhab Imam Malik adalah 39 rakaat, demikian keterangannya:
وذهب مالك الى أن عددها ست وثلاثون ركعة غير الوتر.
قال الزرقاني: وذكر ابن حبان أن التراويح كانت أولا إحدى عشرة ركعة، وكانوا يطيلون القراءة فثقل عليهم فخففوا القراءة وزادوا في عدد الركعات فكانوا يصلون عشرين ركعة غير الشفع والوتر بقراءة متوسطة، ثم خففوا القراءة وجعلوا الركعات ستا وثلاثين غير الشفع والوتر، ومضى الامر على ذلك.
                “Dan madzhab Imam Malik adalah 39 rakaat belum termasuk witir. Berkata Imam Az Zarqani: ‘Ibnu Hibban menyebutkan bahwa shalat Tarawih dahulunya adalah sebelas rakaat, mereka membaca surat yang panjang dan itu memberatkan bagi mereka, lalu mereka meringankan bacaan namun menambah rakaat, maka mereka shalat 20 rakaat belum termasuk witir dengan bacaan yang sedang-sedang, kemudian mereka meringankan lagi bacaannya dan rakaatnya menjadi 39 rakaat belum termasuk witir, dan perkara ini telah berlangsung sejak lama.” (Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Juz. 1 hal. 206, cat kaki no. 2. Al Maktabah Asy Syamilah)
            Jadi, para imam ini, tidak mempermasalahkan banyak sedikitnya rakaat. Namun mereka melihat pada esensinya yakni ketenangan dan kekhusyu’an. Jika mereka ingin membaca surat yang panjang, mereka menyedikitkan jumlah rakaat, jika mereka memendekkan bacaan, maka mereka memperbanyak jumlah rakaat.
                Berkata Imam Asy Syafi’i Radhiallahu ‘Anhu:
إِنْ أَطَالُوا الْقِيَامَ وَأَقَلُّوا السُّجُودَ فَحَسَنٌ ، وَإِنْ أَكْثَرُوا السُّجُود وَأَخَفُّوا الْقِرَاءَةَ فَحَسَنٌ ، وَالْأَوَّل أَحَبُّ إِلَيَّ
                “Sesungguhnya mereka memanjangkan berdiri dan menyedikitkan sujud maka itu baik, dan jika mereka memperbanyak sujud dan meringankan bacaan, maka itu juga baik, dan yang pertama lebih aku sukai.” (Fathul Bari, Juz. 6, Hal. 292, pembahasan hadits no. 1871. Al Maktabah Asy Syamilah)
Tata Cara Pelaksanaannya
                Dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha, dia berkata:
                مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ قَالَ يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي
“Bahwa Rasulullah tidak pernah menambah lebih dari sebelas rakaat shalat malam, baik pada bulan Ramadhan atau selainnya. Beliau shalat empat rakaat dan jangan tanya betapa bagus dan panjangnya beliau shalat kemudian beliau shalat lagi empat rakaat dan jangan tanya betapa bagus dan panjangnya beliau shalat, kemudian beliau shalat tiga rakaat. Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur dahulu sebelum witir?” beliau menjawab: ‘Wahai ‘Aisyah sesungguhnya mataku tertidur, tetapi hatiku tidak.” (HR. Bukhari, Kitab Shalah At Tarawih Bab Fadhli Man Qaama Ramadhan, Juz. 7 Hal. 138, no hadits. 1874. Muslim, Kitab Ash Shalah Al Musafirin wa Qashruha Bab Shalatil Laili wa ‘Adadi Raka’at …,  Juz. 4, hal. 89, No hadits. 1219. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Dari hadits ini bisa diketahui bahwa, beliau melaksanakan shalat malam dengan cara empat rakaat, empat rakaat dan tiga rakaat witir. Imam Bukhari meletakkan hadits ini dalam pembahasan Shalat Tarawih.
                Namun lebih masyhur adalah dilakukan dua rakaat dua rakaat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya tentang shalat malam:
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلَام صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى
          Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab: “Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat.” (HR. Bukhari, Kitab Al Jum’ah Bab Ma Ja’a fil Witri,  Juz.4 Hal. 71, No hadits. 936. Muslim, Kitab Shalatul Musafirin wa Qashruha Bab Shalatil Laili Matsna Matsna …., Juz. 4, Hal. 112, No hadits. 1239. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Hadits ini menunjukkan bahwa shalat malam itu, termasuk tarawih, dilakukan dua rakaat dua rakaat (matsna matsna).
               
Berkata Imam An Nawawi Rahimahullah:
هَذَا الْحَدِيث مَحْمُول عَلَى بَيَان الْأَفْضَل وَهُوَ أَنْ يُسَلِّم مِنْ كُلّ رَكْعَتَيْنِ ، وَسَوَاء نَوَافِل اللَّيْل وَالنَّهَار يُسْتَحَبّ أَنْ يُسَلِّم مِنْ كُلّ رَكْعَتَيْنِ ، فَلَوْ جَمَعَ رَكَعَات بِتَسْلِيمَةٍ أَوْ تَطَوُّع بِرَكْعَةٍ وَاحِدَة جَازَ عِنْدنَا .
      “Hadits ini mengandung arti penjelasan tentang lebih utamanya bersalam pada setiap dua rakaat, sama saja baik nafilah pada malam dan siang hari, disukai untuk salam pada setiap dua rakaat, namun seandainya menggabungkan semua rakaat dengan satu salam atau disukai dengan satu rakaat saja, maka itu boleh menurut kami (madzhab syafi’i).” (Syarh An Nawawi ‘Ala Muslim, Juz.3, Hal. 89, No hadits. 1239. Al Maktabah Asy Syamilah)
VI.                  Shalat Witir
               
Makna, Hukum, dan keutamaannya
Maknanya adalah ganjil, dan hukumnya sunah mu’akkadah bagi muslim dan muslimah. Hal ini berdasarkan hadits berikut:
قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ إِنَّ الْوِتْرَ لَيْسَ بِحَتْمٍ وَلَا كَصَلَاتِكُمْ الْمَكْتُوبَةِ وَلَكِنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْتَرَ ثُمَّ قَالَ يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْر
                “Ali bin Abi Thalib berkata: “Sesungguhnya Witir bukanlah kewajiban seperti shalat wajib kalian tetapi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan shalat witir, kemudian beliau bersabda: “Wahai Ahli Al Quran, berwitirlah kalian karena Allah itu witir (ganjil/Maha Esa) dan mencintai yang ganjil.” (HR. Ibnu Majah, Kitab Iqamah Ash Shalah wa Sunah fiha Bab Ma Ja’a fil Witri, Juz. 4, Hal. 5 No hadits. 1159. Abu Daud, Kitab Ash Shalah Bab Istihabab Al Witr, Juz. 4, Hal. 199, No hadits. 1207. Syaikh Al Albany mengatakan: Shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud, Juz. 3, hal. 416. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Dalam hadits di atas, ada tiga pelajaran, pertama, yaitu keutamaan witir, yang merupakan shalat yang disukai oleh Allah Ta’ala. Kedua, ditegaskan bahwa shalat witir bukanlah wajib. Ini membantah pendapat Imam Abu Hanifah yang mengatakan bahwa shalat witir adalah wajib. Ketiga, makna witir yaitu ganjil.
                Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah berkata:
وما ذهب إليه أبو حنيفة من وجوب الوتر فمذهب ضعيف. قال ابن المنذر: لا أعلم أحدا وافق أبا حنيفة في هذا.
          “Apa yang menjadi pendapat Abu Hanifah bahwa witir adalah wajib merupakan pendapat yang lemah. Berkata Imam Ibnul Mundzir: “Aku tidak mengetahui seorang pun yang setuju dengan Abu Hanifah dalam hal ini.” (Fiqhus Sunnah, Juz. 1, Hal. 192. Al Maktabah Asy Syamilah)
Waktu Pelaksanaannya
                Ulama sepakat bahwa waktu shalat witir adalah setelah Isya hingga fajar. Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
أجمع العلماء على أن وقت الوتر لا يدخل إلا بعد صلاة العشاء وأنه يمتد إلى الفجر.
                “Ulama ijma’ (sepakat) bahwa waktu shalat witir tidaklah masuk kecuali setelah Isya dan terus berlangsung hingga fajar.”(Fiqhus Sunnah, Juz. 1, Hal. 192. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Dalilnya adalah:
عَنْ أَبِي تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيِّ
أَنَّ عَمْرَو بْنَ الْعَاصِ خَطَبَ النَّاسَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ إِنَّ أَبَا بَصْرَةَ حَدَّثَنِي أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ زَادَكُمْ صَلَاةً وَهِيَ الْوِتْرُ فَصَلُّوهَا فِيمَا بَيْنَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ قَالَ أَبُو تَمِيمٍ فَأَخَذَ بِيَدِي أَبُو ذَرٍّ فَسَارَ فِي الْمَسْجِدِ إِلَى أَبِي بَصْرَةَ فَقَالَ لَهُ أَنْتَ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا قَالَ عَمْرٌو قَالَ أَبُو بَصْرَةَ أَنَا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
               
                Dari Abu Tamim Al Jaisyani, bahwa Amru bin al ‘Ash berkhutbah pada hari Jum’at, dia berkata: “Sesungguhnya Abu Bashrah berkata kepada saya bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala menambahkan untuk kalian shalat yakni shalat witir maka hendaknya kalian lakukan antara setelah Isya hingga shalat fajar.’ Abu Tamim berkata: “Abu Dzar memegang tanganku dan mengajakku ke mesjid menuju tempat Abu Bashrah, lalu beliau bertanya kepada Abu Bashrah: ‘Apakah engkau mendengar Rasulullah mengatakan seperti yang dikatakan Amru tadi?’ Abu Bashrah menjawab: “Aku mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Ahmad, Juz. 48, Hal. 374. No hadits. 22731. Syaikh Al Albany berkata: “Sanad hadits ini shahih, semua rijalnya adalah tsiqat (kredibel) dan digunakan oleh Imam Muslim.” Lihat Silsilah Ash Shahihah, Juz. 1, hal. 107, No hadits. 108. Al Maktabah Asy Syamilah)
Mana yang lebih utama; mendahulukan atau mengakhirkan pelaksanaannya?
                Utama atau tidaknya hal ini, tergantung manusianya dan ini sifatnya sangat personally dan spesifik. Jika ada orang yang tidak yakin bisa bangun malam, maka disunahkan baginya untuk menyegerakan shalat witir. Itulah yang dilakukan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu.  Bagi yang yakin bisa bangun malam, maka disunnahkan baginya untuk mengakhirkan shalat witir di akhir malam. Itula yang dilakukan oleh Umar bin Al Khathab Radhiallahu ‘Anhu. Keduanya, dipuji oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam.
                عَنْ أَبِي قَتَادَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِأَبِي بَكْرٍ مَتَى تُوتِرُ قَالَ أُوتِرُ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ وَقَالَ لِعُمَرَ مَتَى تُوتِرُ قَالَ آخِرَ اللَّيْلِ فَقَالَ لِأَبِي بَكْرٍ أَخَذَ هَذَا بِالْحَزْمِ وَقَالَ لِعُمَرَ أَخَذَ هَذَا بِالْقُوَّةِ
                Dari Qatadah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada Abu Bakar: “Kapan engkau witir?” Abu Bakar menjawab: “Aku witir pada awal malam.” Beliau bertanya kepada Umar: “Kapan engkau witir?” Umar menjawab: “Pada akhir malam.” Maka Rasulullah bersabda kepada Abu Bakar: “Engkau ini orangnya hati-hati.” Dan bersabda kepada Umar: “Engkau ini menunjukkan keteguhanmu.” (HR. Abu Daud, Kitab Ash Shalah Bab Fil Witri Qablash Shalah,  Juz. 4, hal. 220, No hadits. 1222.  Ahmad, Juz. 28, Hal. 352, no hadits. 13803. Al Hakim,  Al Mustadrak ‘Alash Shahihain, Juz.3, Hal. 143, No hadits. 1070. Al Hakim mengatakan: “Shahih sesuai syarat Imam Muslim.”  Al Maktabah Asy Syamilah)
Jumlah Rakaat Witir
                Imam At Tirmidzi mengatakan:
وَقَدْ رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَتْرُ بِثَلَاثَ عَشْرَةَ وَإِحْدَى عَشْرَةَ وَتِسْعٍ وَسَبْعٍ وَخَمْسٍ وَثَلَاثٍ وَوَاحِدَةٍ
                “Telah diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, bahwa beliau witir tiga belas rakaat, sebelas, lima, tiga, dan satu rakaat.” (HR. At Tirmidzi, Kitab Ash Shalah Bab Ma Ja’a fil Witri bisab’in, Juz.2, Hal. 263, No hadits. 420. Syaikh Al Albany mengatakan: “Sanadnya Shahih.” Lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi, Juz. 1 Hal. 457, No. 457. Al Maktabah Asy Syamilah)
            Dalam hadits lain:
عن أم سلمة قالت كان النبي صلى الله عليه وسلم يوتر بثلاث عشرة ركعة فلما كبر وضعف أوتر بسبع
                “Dari Ummu Salamah, dia berkata: “Dahulu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaksanakan witir 13 rakaat, ketika sudah tua dan lemah, dia witir sembilan rakaat.” (HR. At Tirmidzi, Kitab Ash Shalah Bab Ma Ja’a fil Witri bisab’in, Juz.2, Hal. 263, No hadits. 420. An Nasa’i, Kitab Shalatul ‘Iedain Bab Al Witri Bitsalatsa ‘Asyrata Rak’ah,  Juz.6, Hal. 235, No.  1708. Syaikh Al Albany mengatakan: “Sanadnya Shahih.” Lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi, Juz. 1 Hal. 457, No. 457. Al Maktabah Asy Syamilah)
Cara Pelaksanaannya
                Ada tiga cara pelaksanaan witir, dan semuanya memiliki contoh dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam. Berikut ini adalah penjelasannya:
ويجوز أداء الوتر ركعتين، ثم صلاة ركعة بتشهد وسلام، كما يجوز صلاة الكل بتشهدين وسلام، فيصل الركعات بعضها ببعض من غير أن يتشهد إلا في الركعة التي هي قبل الاخيرة فيتشهد فيها ثم يقوم إلى الركعة الاخيرة فيصليها ويتشهد فيها ويسلم، ويجوز أداء الكل بتشهد واحد وسلام في الركعة الاخيرة، كل ذلك جائز وارد عن النبي صلى الله عليه وسلم.
                “Dibolehkan menunaikan witir dua rakaat (lalu salam, pen), lalu dilanjutkan satu rakaat dan salam. Boleh juga shalat witir dua kali tasyahud dan sekali salam. Shalatnya seluruh rakaatnya disambung tanpa tasyahhud kecuali pada rakaat sebelum terakhir, kemudian bangun lagi untuk meneruskan satu rakaat, lalu bertasyahud dan salam. Bahkan boleh melaksanakan semuanya dengan sekali tasyahhud saja dan sekali salam pada rakaat terakhir. Semuanya adalah boleh dan memiliki sandaran dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (Syaikh Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Juz. 1, Hal 194. Al Maktabah Asy Syamilah)
            Pada kenyataannya memang Rasulullah pernah shalat witir lima dan tujuh rakaat hanya dengan sekali tasyahud dan  salam.
وقال ابن القيم: وردت السنة الصحيحة الصريحة المحكمة في الوتر بخمس متصلة، وسبع متصلة. كحديث أم سلمة: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يوتر بسبع وبخمس لا يفصل بسلام ولا بكلام. رواه أحمد والنسائي وابن ماجه بسند جيد
                “Berkata Ibnul Qayyim: telah datang dalam sunah yang shahih dan jelas, bahwa Rasulullah witir tujuh rakaat dan lima rakaat yang bersambung. Sebagaimana hadits Ummu Salamah: bahwa Rasulullah witir tujuh dan lima rakaat, tanpa dijeda dengan salam dan tanpa bicara.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Hibban dengan sanad yang jayyid. (Ibid)
Tidak Boleh Dua Kali Witir dalam Satu Malam
                Hal ini ditegaskan oleh hadits berikut, dari Qais bin Thalq, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَة
                “Tidak ada dua witir dalam satu malam.” (HR. Abu Daud, Juz. 4, Hal. 227, No hadits. 1222. At Tirmidzi, Juz. 2, Hal. 283, No hadits. 432. An Nasa’i, Juz. 6, Hal. 172, no hadits. 1661. Ahmad Juz. 33, Hal. 30, No hadits.15704. Syaikh Al Albany mengatakan: Shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud, Juz. 3, hal. 439, No hadits. 1439. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Berkata Syaikh Abdurrahman  Mubarkafuri Rahimahullah:
قَالَ اِبْنُ الْعَرَبِيِّ فِي عَارِضَةِ الْأَحْوَذِيِّ : مَعْنَاهُ أَنَّ مَنْ أَوْتَرَ فِي آخِرِ اللَّيْلِ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَ ذَلِكَ لَا يُعِيدُ الْوِتْرَ اِنْتَهَى .
               
                “Berkata Ibnul ‘Arabi dalam ‘Aridhah Al Ahwadzi: Artinya adalah bahwa barangsiapa yang shalat witir pada akhir malam kemudian shalat setelahnya, maka hendaknya dia tidak mengulangi witir, selesai. “ (Syaikh Abdurrahman Mubarakafuri, Tuhfah al Ahwadzi, Juz. 2, Hal. 5, no hadits. 432. Al Maktabah Asy Syamilah)
Shalat Setelah Witir
                Jumhur ulama mengatakan hal itu boleh sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah melakukannya. Imam At Tirmidzi berkata:
وَقَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَغَيْرِهِمْ إِذَا أَوْتَرَ مِنْ أَوَّلِ اللَّيْلِ ثُمَّ نَامَ ثُمَّ قَامَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ يُصَلِّي مَا بَدَا لَهُ وَلَا يَنْقُضُ وِتْرَهُ وَيَدَعُ وِتْرَهُ عَلَى مَا كَانَ وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ وَمَالِكِ بْنِ أَنَسٍ وَابْنِ الْمُبَارَكِ وَالشَّافِعِيِّ وَأَهْلِ الْكُوفَةِ وَأَحْمَدَ وَهَذَا أَصَحُّ لِأَنَّهُ قَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ صَلَّى بَعْدَ الْوِتْرِ
                “Menurut sebagian ahli ilmu kalangan sahabat nabi dan selain mereka, jika melaksanakan witir pada awal malam kemudian shalat lagi pada akhir malam, maka dia shalat dari semula dan janganlah dia membatalkan witirnya yang sebelumnya dan hendaknya dia meninggalkan witir, demikianlah pandangan Sufyan Ats Tsauri, Malik, Ibnul Mubarak Asy Syafi’I, penduduk Kufah, Ahmad, dan inilah yang lebih shahih, karena diriwayatkan dari jalur lain bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam pernah shalat setelah witir.” (Sunan At Tirmidzi, juz.2 hal. 283, No. 432. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Namun, ada juga yang melarang dengan dasar hadits berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا
            “Jadikanlah witir dalah akhir dari shalat malam kalian.” (HR. Bukhari, 4 81 943, Muslim, Juz.4, Hal. 118, No. 1245. Al Maktabah Asy Syamilah)
                Kelompok ini mengatakan bahwa shalat yang dilakukan oleh Rasulullah setelah witir adalah shalat fajar.
وَأَجَابَ مَنْ لَمْ يَقُلْ بِأَنَّ الرَّكْعَتَيْنِ الْمَذْكُورَتَيْنِ هُمَا رَكْعَتَا الْفَجْر
                “
kalangan yang tidak berpendapat demikian memberikan sanggahan, bahwa sesungguhnya dua rakaat tersebut adalah dua rakaat sunah fajar.” (Imam Ash Shan’ani, Subulus Salam, Juz. 2 hal. 281. Al Maktabah Asy Syamilah)
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international voip calls