Puasa adalah kewajiabn yang rutim dijalankan
umat muslim diseluruh dunia, satu bulan penuh dalam tiap tahunnya. Tapi tahukan
anda bahwa selain baik untuk tujuan rohani ternya puasa juga sangat baik untuk
kesehatan jika dilakukan dengan benar. Mengurangi konsumsi makanan berat dan
makan lebih teratur saat kita berpuasa ternyata sangat baik untuk kesehatan
lambung.
Hal ini disampaikan Achmad Chodjim, seorang
penceramah yang biasa memberikan tausiyah pada beberapa event keagamaan.
“Padatnya pekerjaan membuat kita tertekan. Ditambah lagi perut yang lapar,
membuat puasa semakin terasa berat dan timbul rasa malas. Padahal, kalau
semuanya diatur, kita tidak akan merasa depresi saat berpuasa,” ujar Achmad,
saat talkshow mengenai keajaiban puasa yang diadakan oleh Bard Valley Medjool
Dates di Tirtayu Healing Center, Jakarta, Sabtu (23/7/2011) lalu.
Pertama-tama yang harus dilakukan menurut
Achmad adalah tidak menganggap pekerjaan sebagai beban. “Saat berpuasa,
beraktivitas seperti biasa. Jangan merasa sedang berpuasa sehingga tidak ada
bedanya bekerja sambil puasa atau tidak puasa. Lalu, perlu diingat bahwa yang
sedang berpuasa adalah kita, bukan orang lain. Jadi biarkan saja teman-teman
kantor yang tidak berpuasa, makan di depan kita. Atau kalau harus meeting di
luar kantor dan itu di tempat makan, tidak perlu protes,” jelas Achmad.
Menurutnya, saat berpuasa kita harus kuat
dengan godaan. Kalau memang sudah niat, kita tidak perlu meminta orang lain
ikut-ikutan puasa untuk menghargai kita. Justru kita yang harus menghargai
mereka yang tidak berpuasa, dengan tidak membiarkan mereka kelaparan. Kelak
kita akan terbiasa berpuasa dalam keadaan apapun, tanpa merasa depresi.
Achmad menambahkan, puasa sebetulnya hanya
mengubah jam makan dari siang menjadi malam. Oleh karena itu, porsi makan
ketika berbuka puasa juga tidak boleh berlebihan karena lambung akan mengalami
kejutan sehingga bekerja lebih keras.
“Sebaiknya berbuka dengan yang manis, salah
satu contohnya adalah kurma. Makan dua sampai tiga butir kurma dan air putih
cukup untuk berbuka untuk mengantarkan perut yang kosong agar siap menerima
makanan berat,” ungkap penulis sejumlah buku tentang spiritualitas ini.
Menurutnya kurma dapat menetralisasi lambung
dan membantu proses detoksifikasi setelah sehari penuh berpuasa. “Setelah makan
kurma dan minum air putih, Anda bisa sholat magrib dulu, bahkan bisa menunda
makan sampai selesai sholat tarawih,” tambahnya.
Setelah itu, silakan mengonsumsi makanan berat
dengan mengurangi karbohidrat. Sebab, meski kandungannya sedikit, namun
karbohidrat memiliki ampas yang banyak. Memaksa mengonsumsi makanan yang berat
dari segi karbohidrat akan membuat Anda merasa mengantuk setelah sahur dan
berbuka, karena perut yang kosong dipaksa mengolah makanan-makanan berat.
Mengurangi porsi makanan berat, terutama
karbohidrat, juga dapat membantu lambung bekerja lebih baik saat berpuasa.
Selain itu, mengkonsumsi gula alami dari buah-buahan terutama kurma, dapat menambah
daya tahan tubuh dan membantu masa penyembuhan setelah sakit.
Achmad mengungkapkan bagaimana orang-orang di
daerah Timur Tengah yang gersang dapat menahan lapar dan haus dalam kehidupan
sehari-hari karena kebiasaan mereka mengonsumsi kurma. “Di Arab, air minum itu
langka. Maka masyarakat banyak mengonsumsi kurma untuk menghilangkan haus
sekaligus lapar,” jelasnya.
Untuk menetralisasi lidah setelah berpuasa,
orang gemar minum sirup. Namun, Achmad menyarankan untuk mengonsumsi kolak
saja. Banyak iklan minuman sirup saat bulan Ramadan menurutnya kurang tepat,
karena sirup tidak baik diminum setelah berbuka. Sesekali memang tidak apa-apa,
tetapi kalau manisnya berlebihan dan diminum terus-menerus, sirup bisa merusak
metabolisme tubuh.
Lagipula, kini kurma juga tak hanya bisa
dikonsumsi sebagai buah biasa. Sudah banyak jenis kue yang terbuat dari kurma
dan dijual di toko-toko kue atau pusat penjualan kurma. Mengonsumsi kue-kue
yang terbuat dari kurma juga bisa dipilih untuk berbuka dengan makanan ringan tetapi
sehat.
0 comments:
Post a Comment